Penyakit Jantung Bawaan Dan Cara Mengobatinya - Hati-hati terhadap penyakit jantungan bawaan (PJB) yang kerap kali diderita oleh bayi yang dilahirkan, namun jarang disadari! Penyakit jantung ini terjadi pada bayi sejak masih di dalam kandungan. Tanpa kontrol kandungan yang baik dan berkala, kondisi bayi sangat rentan terkena penyakit jantung bawaan ini. Adapun cara penanganan terhadap penyakit ini berbeda satu sama lainnya karena sangat tergantung dari klasifikasinya, tingkat defek jantung dan kelainan strukturnya.
Patut diketahui bahwa penyakit ini biasanya terjadi sejak berkembangnya janin didalam kandungan. Masyarakat awam banyak yang menyebutnya dengan “jantung bocor”. Dalam beberapa kasus, penyakit ini sering muncul dalam bentuk gabungan seperti yang terjadi pada tetralogi fallot, dimana ada 4 kelainan dalam jantung. Di Indonesia sendiri yang memiliki angka kelahiran hidup sebesar 2%, diperkirakan penderita penyakit jantung bawaannya sekitar 30.000 orang.
Data yang ada melansir bahwa sekitar 1000.000 bayi yang lahir, dan telah menderita penyakit ini, sebanyak 10%-nya tidak akan melewati tahun pertama proses kehidupannya (Children Heart Foundation). Penyakit jantung bawaan ini kerap kali tidak disadari oleh masyarakat awam karena memang tidak terlihat secara kasat mata. Adapun yang menjadi penyebab penyakit ini mayoritasnya tidak diketahui, namun disebutkan bahwa beberapa kelainan genetik seperti campak Jerman dan down sindroma sangat berhubungan dengan penyakit ini.
Dan berikut merupakan penyakit jantung bawaan pada anak-anak:
Patut diketahui bahwa penyakit ini biasanya terjadi sejak berkembangnya janin didalam kandungan. Masyarakat awam banyak yang menyebutnya dengan “jantung bocor”. Dalam beberapa kasus, penyakit ini sering muncul dalam bentuk gabungan seperti yang terjadi pada tetralogi fallot, dimana ada 4 kelainan dalam jantung. Di Indonesia sendiri yang memiliki angka kelahiran hidup sebesar 2%, diperkirakan penderita penyakit jantung bawaannya sekitar 30.000 orang.
Data yang ada melansir bahwa sekitar 1000.000 bayi yang lahir, dan telah menderita penyakit ini, sebanyak 10%-nya tidak akan melewati tahun pertama proses kehidupannya (Children Heart Foundation). Penyakit jantung bawaan ini kerap kali tidak disadari oleh masyarakat awam karena memang tidak terlihat secara kasat mata. Adapun yang menjadi penyebab penyakit ini mayoritasnya tidak diketahui, namun disebutkan bahwa beberapa kelainan genetik seperti campak Jerman dan down sindroma sangat berhubungan dengan penyakit ini.
Dan berikut merupakan penyakit jantung bawaan pada anak-anak:
1. Ventricular Septal Defect
Penyakit ini sering juga disebut sebagai sekat bilik jantung berlubang yang menyebabkan terjadinya kebocoran darah di bilik kiri dan bilik kanan jantung. Bila lubang bocornya kecil maka SVD ini tidak menimbulkan masalah berarti. Namun yang berbahaya ialah ketika lubang kebocorannya besar karena bisa menyebabkan kegagalan jantung. VSD ini ialah kelainan jantung bawaan yang menurut data, cukup sering terjadi. Gejala utamanya adalah terjadinya gangguan pertumbuhan, nafasnya pendek, mudah lelah dan kesulitan ketika menyusui.
2. Pulmonary Stenosis
Atau sering disebut juga dengan penyempitan katup pada paru. Dengan terjadinya penyempitan paru tersebut maka bilik kanan mesti bekerja ekstra keras untuk memompa darah katupnya makin membesar. Yang harus dicermati bahwa PS ini biasanya terdeteksi ketika penderitanya sudah beranjak dewasa sehingga dampaknya sangat merusak. Makanya memeriksakan kondisi anak ketika dalam kandungan atau masih bayi merupakan langkah tepat untuk menobati PS ini.
3. Atrial Septal Defect
Penyakit ini sering juga disebut sekat serambi jantung berlubang yakni terdapatnya lubang diantara dua serambi pada jantung. ASD ini terjadi karena adanya lubang pada sekat yang memisahkan atrium kiri dan kanan. ASD ini terjadi pada 5 sampai 7% kasus dan lebih mayopritas terjadi pada bayi perempuan.
4. Tetralogi FallotMungkin
TF ini yang paling kompleks karena merupakan komplikasi yang melibatkan ketiga kondisi diatas. Biasanya ciri dari bayi yang menderita TF ini akan memperlihatkan kulit yang membiru karena terjadinya kekurangan oksigen.
Pencegahan Pada Penyakit Jantung Bawaan.
Peribahasa yang mengatakan “lebih baik mencegah daripada mengobati” patut benar-benar dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit jantung bawaan pada si buah hati Anda. Karena bagaimanapun anak merupakan generasi penerus keluarga sehingga menjamin kesehatan dan keberlangsungan hidupnya sudah menjadi kewajiban setiap orang tua. Karena tipe penyakit ini bersifat “silent” maka sebaiknya secara rutin Anda mengecek kesehatan kandungan baik selama masa kehamilan maupun pasca kelahiran secara intensif dan berkala.
Beberapa pencegahan berikut ini bisa dilakukan untuk menghindari terjadinya penyakit ini.
Beberapa pencegahan berikut ini bisa dilakukan untuk menghindari terjadinya penyakit ini.
- Melakukan pemeriksaan antenatal atau pemeriksaan disaat kehamilan secara rutin dan teratur sehingga berbagai kelainan (bukan hanya penyakit ini) dapat segera diketahui dan diberikan perlakukan medik sesuai dengan yang dianjurkan oleh dokter.
- Mengenali faktor risiko pada ibu hamil seperti penyakit gula, penyakit jantung, kelainan genetik dan lainnya. Meskipun kecil, namun faktor risiko itu dapat mempengaruhi bayi yang dikandungnya terkena penyakit jantung bawaan ini.
- Menghindari mengkonsumsi obat-obatan tertentu disaat kehamilan karena diketahui bahwa beberapa obat dapat membahayakan janin dalam kandungan. Biasanya pemakaian obat dan antibiotika pada ibu hamil hanya bisa digunakan jika terdapat indikasi yang jelas.
- Menghindari dari paparan sinar X atau radiasi dari foto rontgen berulang ketika masa kehamilan.
- Menghindari asap roko baik pasif apalagi aktif.
Dengan melakukan pencegahan-pencegahan semacam itu maka kemungkinan besar kelainan-kelainan apapun yang mengancam si buah hati akan bisa terdeteksi dengan baik. Anda sebagai orang tua juga patut memahami dan menambah pengetahuan terutama seputar apa-apa saja yang diperbolehkan dan yang dilarang ketika masa kehamilan dan paska melahirkan.
0 komentar:
Post a Comment